Monday, July 11, 2011

Bagaimana Mungkin? Lidahku kelu, tidak bisa lagi berdoa

Tuhanku, aku adalah hamba yang faqir kepada-Mu. Jika aku faqir dalam kekayaanku, bagaimanakah aku faqir dan kefaqiranku ? Karena kefaqiran itulah, di sepertiga malam terakhir ini aku bersimpuh di pintu-Mu, untuk berdoa kepada-Mu

Ya Allah, seorang shalih memberikan pesanan bahwa salah satu adab doa adalah dengan mendahuluinya dengan puji-pujian dan syukur kepada-Mu.
Tapi Tuhanku, bagaimanakah aku bersyukur kepada-Mu, sedangkan tak ada syukurku yang cukup layak untuk dipanjatkan kepada-Mu. Hinanya syukurku tak sebanding dengan kemuliaan Dzat-Mu.
Tuhanku, bagaimanakah aku memuji limpahan rahmat-Mu dengan pantas, sedangkan limpahan rahmat-Mu padaku tak mampu kuhitung. Sungguh hanya Engkau saja yang pantas memuji-Mu.
Tuhanku, ridha-Mu sama sekali tidak bergantung pada sebab dari-Mu, lalu bagaimana mungkin ridha-Mu bergantung pada sebab dariku ? Engkau maha cukup dengan zat-Mu hingga tak memerlukan manfaat dari-Mu. Maka, bagaimanakah mungkin engkau mememerlukan sesuatu dariku ? Engkau sama sekali tidak memerlukankan syukurku.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk bersyukur kepada-Mu. Biarlah aku bersyukur kepada-Mu tanpa suara. Sehingga hanya Engkau yang mengetahui syukurku pada-Mu.

Ya Allah, seorang shalih lain memberikan pesanan bahwa salah satu adab doa adalah dengan mendahuluinya dengan berzikir (mengingat) kepada-Mu.

Tapi Ya Allah……
Tuhanku, bagaimanakah aku mengingat-Mu, sedangkan Engkau telah mengingatku sebelum aku mengingat-Mu. (dengan memberi ilham agar aku mengingat dan berdzikir kepada-Mu)
Tuhanku, bagaimanakah aku menganggap-Mu ghaib sehingga melalaikan-Mu, sementara Engkaulah pengawas yang Maha Hadir.
Tuhanku, bagaimanakah aku tidak melihat dan mengingat Engkau karena hijab, sementara Engkaulah yang Maha Tampak pada segala sesuatu.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk mengingat-Mu. Maka biarlahkanlah aku mengingat-Mu dengan cara yang hanya Engkau yang mengetahui.

Seorang shaleh mengatakan bahwa aku boleh meminta hajatku kepada Tuhanku.

Tapi Ya Allah……
Tuhanku, bagaimanakah aku meminta, sedangkan Engkau telah memberi sebelum ku minta.
Tuhanku, bagaimanakah aku meminta kepada-Mu, sedangkan hak-Mu lah memberi kepadaku.
Tuhanku, bagaimana mungkin Kau biarkan aku mengurus rezeki diriku sendiri, sementara Engkau lah yang menjamin rezekiku.
Tuhanku, bagaimana mungkin aku memutuskan harapan akan pengabulan hajatku pada-Mu, sementara harapan itu telah sampai dan kembali pada-Mu, bahkan sebelum aku mengucapkannya.
Tuhanku, bagaimana mungkin aku berharap kepada selain-Mu, sementara Engkau tidak pernah berhenti melimpahkan kebaikan kepadaku.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk meminta hajat. Maka biarlahkanlah aku meminta hajat kepada-Mu dengan cara yang hanya Engkau dan malaikat-Mu yang mengetahui.

Seorang shaleh mengatakan bahwa aku boleh mengadukan masalah atau berkeluh kesah apapun kepada Tuhanku.

Tapi Ya Allah……
Tuhanku, bagaimana mungkin aku mengadukan nasib dan keadaanku  kepada-Mu, sedangkan Engkau lebih mengetahuinya keadanku, dari pada aku sendiri.
Tuhanku, bagaimana mungkin aku mengadukan kezaliman yang dilakukan orang-orang padaku, sementara Engkau-lah penolongku. Kau izinkan kezaliman itu terjadi sebagai bakal pahala atas kesabaranku menanggungnya, dan kau jadikan kezaliman itu sebagai bakal siksa atas orang-orang yang melakukan kedzaliman terhadapku.
Tuhanku, bagaimana kah kemalanganku tidak menjadi baik, sementara ia berasal dari-Mu dan akan kembali kepada-Mu
Tuhanku, bagaimanakah aku dapat kecewa, sedangkan Engkau-lah yang mengasihiku,  memperlakukanku, dan menjadi harapanku.
Tuhanku, bagaimanakah aku akan menjadi hina, sementara kemulian-Mu yang menjadi sandaranku.
Tuhanku,  bagaimanakah keadaanku tidak menjadi baik, sementara keadaanku berasal dari-Mu, dan akan kembali kepada-Mu.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk mengadu. Maka biarlahkanlah aku mengadu kepada-Mu dengan cara yang hanya Engkau dan nabi-Mu yang mengetahui.

Seorang shaleh lain mengatakan bahwa aku sewajarnya meminta ampun kepada Tuhanku atas dosa-dosaku.

Tuhanku, harapanku kepada-Mu tidak akan pernah putus meskipun aku berbuat maksiat kepada-Mu. Dan kecemasanku tidak akan pernah sirna meskipun aku melakukan ketaatan kepada-Mu.
Tuhanku, ketika dosa-dosa membuatku bisu, kemurahan-Mu membuatku kembali berbicara. Setiapkali peringai burukku membuatku putus-asa, karunia-Mu kembali membuatku berharap.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk bertaubat. Maka biarlahkanlah aku bertaubat kepada-Mu dengan cara yang hanya Engkau dan rasul-Mu yang mengetahui.

Seorang shaleh lain mengatakan bahwa aku sewajarnya meminta kepada Tuhanku agar berhasil usahaku dan amalku.

Tuhanku, bagaimana aku akan bertekad sementara Engkau yang menentukan. Tapi, bagaimana aku tidak bertekad, sementara Engkau yang memberi perintah.
Tuhanku, betapa harapan kepada amalku telah Kau hancurkan dengan keadilan-Mu. Namun, karunia-Mu itu membebaskanku darinya (harapan kepada amal).
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk meminta. Maka biarlahkanlah aku meminta kepada-Mu dengan cara yang hanya Engkau yang mengetahui.

Seorang shaleh lain mengatakan bahwa aku sewajarnya meminta kepada Tuhanku agar diberikan pahala yang besar atas amal sedekahku.

Tuhanku, bagaimanakah aku akan bersedekah, sementara rezekiku darimu (Engkau maha pemberi). Kau pinjam pemberian rezeki-Mu padaku tadi (berupa sedekah) untuk Kau bayar berlipat ganda.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk berharap. Maka biarlahkanlah aku berharap kepada-Mu tanpa kata-kata, dengan cara yang hanya Engkau yang mengetahui.
Ya Allah, keputusanmu pasti berlaku dan tak mungkin tertolak. Semua itu membuat setiap lidah yang pandai bicara menjadi kelu dan bisu. Berharap bahwa aku tak punya keinginan lagi, selain keinginanMu. Karena, Tuhanku, adakah yang tersisa dari orang yang kehilangan-Mu, dan, adakah yang tersisa dari orang yang menemukan-Mu.

Wahai zat yang merasakan manisnya munajat kepada para kekasih-Nya sehingga mereka bersimpuh mesra di hadapan-Nya. Kebingungan ini sangat mengasyikkan, Maka tambahkan lagi kebingungan itu untukku…….

8 comments:

  1. Subhanallah, Allahmdulillah, Allahuakhbar...
    Hanya tu yang mampu saya lafazkan setelah membaca artikel anta ini..
    timbul rasa keinsafan dlm diri dan betapa kerdilnya diri ini..
    setiap detik masa yang berjalan,kita sentiasa mengharapkan pertolongan dari Allah dan begitu banyak nikmat yang Allah kurniakan tanpa kita sedari..
    Syukran atas ilmu yang anta sebarkan ini..
    semoga Allah merahmati saudara..

    ReplyDelete
  2. Subhanallah, Allahmdulillah, Allahuakhbar...

    ReplyDelete
  3. SubhanAllah,Allahmdullillah, Allahuakhbar... ..izinkan saya share artikel ini.,syukran.

    ReplyDelete
  4. Salam. Silakan sebarkan artikel2 di blog cahayamukmin. Semoga bermanfaat.

    ReplyDelete
  5. Salam saudara Mujahid. Saya sgt suka baca artikel2 saudara apabila saya dalam keadaan sedih. izinkan saya copy ayat2 ini untuk dijadikan doa saya kerana lidah saya memang kelu dan tak dapat mengungkapkan apa lagi doa kepada Allah sekarang ini. Saya benar2 demotivated dengan hidup ini.

    ReplyDelete
  6. Salam. Shukran atas ziarah. Silakan copy artikel2 di blog cahayamukmin. Ketahuilah setiap kesusahan ade kemudahan dan mengingati Allah membuat hati tenang tenteram.

    ReplyDelete