Monday, January 10, 2011

Rasulullah dan Seorang Pengemis

Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam dan seorang pengemis..

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, "Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya".

Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahawa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam.

Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam yakni Abubakar radhiAllahu `anhu berkunjung ke rumah anaknya Aisyah radhiAllahu `anha yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam dan beliau bertanya kepada anaknya itu,

"Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum saya kerjakan?". Aisyah radhiAllahu `anha menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja".

Apakah Itu?", tanya Abubakar radhiAllahu `anhu.

"Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi kehujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana", kata Aisyah radhiAllahu `anha.

Keesokan harinya Abubakar radhiAllahu `anhu pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar radhiAllahu `anhu mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar radhiAllahu `anhu mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil mengherdik, "Siapakah kamu ?".

Abubakar radhiAllahu `anhu menjawab, "saya orang yang biasa."

"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", bantah si pengemis buta itu.

"Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah.

Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar radhiAllahu `anhu tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "saya memang bukan orang yang biasa datang kepadamu. saya adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam".

Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar radhiAllahu `anhu, dan kemudian berkata, "Benarkah demikian?

Selama ini saya selalu menghinanya, memfitnahnya, dia tidak pernah memarahiku sedikitpun, dia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, dia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar radhiAllahu `anhu. Saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.

Nah, wahai saudaraku, bolehkah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah sollallahu `alaihi wassalam? Atau adakah setidaknya berniat untuk meneladani beliau?

Beliau adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq. Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus peratus, alangkah baiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita sanggup melakukannya.

2 comments:

  1. Ini satu kisah yg baik untuk difikirkan dan dipelajari. Ketahuilah sesungguhnya pengemis yahudi itu adalah kita sendiri. Allah sentiasa melempahi rahmat dan nikmatNya kepada kita mengikut ukuran yang Ia sudah tentukan tanpa kita sedari, namun kita sering mengengkariNya. Namun demikian, Allah tetap juga melempahi rahmat dan nikmatNya kepada kita. Bilalah agaknya kita nak beriman dan beramal soleh, bersyukur, bertakwa dan bertawakal kepadaNya? Cuma Muhammad sudah wafat dan Allah tetap kekal selamalamanya.

    ReplyDelete
  2. “Belum sampaikah lagi masanya bagi orang-orang yang beriman, untuk khusyuk hati mereka mematuhi peringatan dan pengajaran Allah serta mematuhi kebenaran (Al-Quran) yang diturunkan (kepada mereka)? Dan janganlah pula mereka menjadi seperti orang-orang yang telah diberikan Kitab sebelum mereka, setelah orang-orang itu melalui masa yang lanjut maka hati mereka menjadi keras, dan banyak di antaranya orang-orang yang fasik – derhaka” Surah Al-Hadid ayat 16

    ReplyDelete